5 mins read

Manajemen Waktu

Oleh : Oki Sahroni

Pimpinan Umum Natural Periode 2011-2012

Ada seorang teman yang mengajak saya untuk bergabung dalam organisasi mahasiswa. Hmm Ikut tidak ya? Sebenarnya sih tertarik, tapi nanti takut mengganggu jadwal kuliah. Saya kan tidak mau kalau nilai-nilai saya jadi menurun. Saya juga maunya lulus tepat waktu, tidak mau lama-lama kuliah.
Pernah mengalami keadaan tersebut? Asal kamu tahu, banyak kok yang berpikiran seperti itu. Paradigma bahwa ikut organisasi mahasiswa dapat mengganggu perkuliahan memang telah muncul sejak lama. 


Tapi sebenarnya tidak seperti itu, soal ikut organisasi mahasiswa ganggu kuliah atau tidak, semuanya kembali ke mahasiswanya masing-masing. Misalnya, kalau kamu memiliki manajemen waktu yang baik, kamu pastinya dapat memprioritaskan mana yang saat itu lebih penting. Apakah sedang ada tugas kuliah yang deadline pengumpulannya dalam waktu dekat, atau persiapan acara organisasi yang waktunya lebih mendesak.

Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak sekali untuk masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan sebagai partisipan aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang terdaftar, kamu akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mempelajari soft skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Berikut keuntungan jika kamu ikut organisasi :

1.      Melatih Leadership

2.      Belajar Mengatur Waktu

3.      Memperluas Jaringan atau Networking

4.      Mengasah Kemampuan Sosial

5.      Problem Solving dan Manajemen Konflik

Menurut sistem kredit semester (SKS) mahasiswa belajar setidaknya dua jam di luar kelas untuk setiap jam belajar di kelas (bahkan ada universitas yang merekomendasikan lebih dari dua jam lho!). Jika seorang mahasiswa mengambil 20 SKS, yang berarti kuliah di kelas 20 jam per minggu, maka mahasiswa tersebut harus belajar sedikitnya 40 jam per minggu di luar kelas secara mandiri. Jadi, mahasiswa tersebut harus merencanakan total jam belajar di kelas dan di luar kelas sebanyak 60 jam per minggu. Nah, jika masih harus mengurus organisasi tentu kita harus menyiasati, kapan waktu belajarnya?

Pertama-tama tentu harus kita catat dulu aktivitas ekstrakurikuler termasuk hari kerja (jika bekerja), rapat organisasi, aktivitas sosial, jadwal pulang kampung di akhir pekan atau liburan, dan sejenisnya. Mencatat aktivitas ekstrakurikuler memungkinkan kita mendapat gambaran yang lebih akurat tentang seberapa penuh atau seberapa luang jadwal kita selama satu semester.

Berikut adalah beberapa strategi yang mungkin bisa membantu membuat jadwal belajar menjadi efektif dan efesien:

1. Identifikasi waktu terbaik setiap harinya.

Apakah kita termasuk seorang “night person” atau “morning person”?  Gunakan kekuatan waktu tersebut untuk belajar. Belajar pada waktu  terbaik setiap harinya. Apakah itu pagi (jika kita seorang “morning person”) atau malam hari (jika kita seorang “night person”), Memungkinkan kita menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat. 

2. Belajar subyek yang sulit atau membosankan lebih dulu.

Dalam keadaan segar, informasi dapat diproses lebih cepat sehingga lebih menghemat waktu. Alasan lainnya adalah lebih mudah mendapatkan motivasi untuk mempelajari sesuatu yang menyenangkan pada saat lelah daripada mempelajari subyek yang membosankan.

3. Pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar.

Perpustakaan adalah tempat yang baik untuk belajar karena satu-satunya yang bisa dilakukan di perpustakaan adalah belajar. Tetapi jika perpustakaan tidak memungkinkan untuk belajar (karena jam operasi yang terbatas), carilah tempat yang memang benar-benar jauh dari gangguan. misalnya di sekret (jika kita ikut organisasi), selain kita bisa belajar kita juga bisa bertanya kepada kakak tingkat jika mengalami kesulitan.

4. Jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan.

Kuliah di perguruan tinggi tidak berarti kita harus belajar sepanjang waktu. Kita harus tetap mempunyai kehidupan sosial demi keseimbangan hidup kita. Jadi, tidak ada salahnya kita menjadwalkan berkunjung dan mengobrol dengan teman atau mengerjakan hobi yang lain, termasuk juga mengerjakan tugas sebagai pengurus organisasi.

5. Usahakan punya waktu tidur dan makan yang cukup dan berkualitas.

Tidur seringkali dianggap sebagai “bank” dalam manajemen waktu. Maksudnya, setiap kali kita mendapat tugas yang membutuhkan waktu cukup banyak, kita akan “mengambil” waktu tidur kita untuk mengerjakan tugas. Hal ini jelas tidak efektif karena kita pasti akan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi untuk mengerjakan tugas karena tubuh kelelahan sehingga kurang konsentrasi. Jadi kebutuhan tidur kita haruslah tetap diperhatikan. 

6. Manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan.

Jika menggunakan transpotasi umum untuk pergi dan pulang dari kampus kita seringkali harus menunggu beberapa menit bahkan beberapa jam di halte. Mengapa tidak manfaatkan waktu menunggu tersebut untuk membaca? Bawalah catatan atau ringkasan kuliah kemana pun kita pergi dan baca setiap ada kesempatan meskipun hanya satu paragraf.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, mobil misalnya, jangan membaca sambil  mengemudi karena sangat berbahaya. Tapi tidak berarti tidak bisa belajar selama perjalanan. Dengarkan saja rekaman belajar kita sendiri dari kaset. Kita juga bisa mengerjakan soal latihan atau menyalin catatan kuliah sambil menunggu rapat organisasi dimulai.

Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita membiarkan diri dikendalikan  olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.

4 thoughts on “Manajemen Waktu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *