13 mins read

Kutukan Monyet

Pada saat jam sudah menunjukan pukul 11 malam dimana orang-orang sedang menikmati mimpi indah dalam tidurnya. Terdapat sebuah kamar yang masih terang menyala, kamar milik seorang pemuda berumur 20 an bernama Saka Putra. Saka masih melihat layar komputer miliknya dengan mata merah. Dia sedang melihat-lihat balasan email yang dikirimkannya kepada seseorang demi konten miliknya.

Yap, Saka adalah salah satu konten creator yang bahasan utamanya adalah hal-hal yang berbau mistis. Meskipun ia sendiri tidak mempercayai hal-hal mistis. Tapi apa boleh buat, penontonnya lebih menyukai konten berbau horor daripada konten lainnya.

Kebanyakan vidionya berisikan penelusuran ke tempat-tempat angker ataupun cerita mistis pengalaman asli dari bintang tamu yang ia undang. Malam ini Saka sedang mencari-cari konten untuk cerita pengalaman asli.

“Hm… yang ini tidak bisa, yang ini kurang menarik, yang ini tidak menjawab sama sekali…”

Saka membaca semua balasan emailnya sambil terus bergumam. Saka terus menscroll sampai dia berhenti di sebuah email yang menarik perhatiannya.

“Hm… ‘Kutukan Monyet?’? Kenapa ada tanda tanya dijudulnya? Pengirimnya Andre, awalannya ‘Maaf, sepertinya aku tidak akan bisa datang ke acara Kakak dalam waktu dekat ini, sebagai gantinya. Aku kirimkan vidioku yang sedang bercerita pengalaman anehku yang pernah menggangguku selama bertahun-tahun.’ Sepertinya ceritanya bakal menarik nih!”

Saka yang merasa senang mendapatkan bahan konten potensial segera pergi ke bagian lampiran dan membuka video yang dikirimkan oleh Andre.

“20 menit? Wah, pas nih durasinya kalau untuk dibikin video!”

Di dalam video terlihat seorang pria berumur 20an berambut hitam legam yang duduk di kursi menghadap layar. Matanya hitam, terlihat tenang seolah tidak ada sesuatu yang dapat membuatnya bereaksi.

———-

Pertama-tama perkenalkan, Aku Andre. Di sini Aku ingin sedikit menceritakan pengalaman aneh yang Aku miliki selama beberapa tahun belakangan ini. Semua keanehan ini berawal dari sebuah kejadian yang terjadi malam itu.

Malam itu seperti biasa, Aku pergi ke gunung pada malam hari untuk memasang jebakan hewan. Target utama yang Aku incar adalah seekor rusa atau babi hutan. Oh iya, Aku adalah salah satu pemburu tradisional di sebuah desa di bawah kaki gunung.

Setelah semua pemasangan jebakan selesai. Aku pergi memeriksa perangkap yang dipasang pada malam sebelumnya, setelah Aku berjalan cukup jauh. Aku mendengar suara jeritan keras dari babi hutan

NGIK!!! NGIK!!! NGIK!!!

Dengan segera Aku mengeluarkan pisau dan menyembelih babi itu. Aku dengan perasaan puas pergi turun gunung dan berencana untuk mengecek lagi pada keesokan harinya.

Keesokan harinya ketika matahari sedang terik, Aku ingat saat itu sekitar jam 12 siang. Aku naik lagi ke gunung untuk memeriksa perangkapnya, saat sampai Aku sangat kaget sekali. Karena bukannya rusa atau babi hutan yang Aku tangkap, jebakanku mengenai seekor monyet dan yang lebih parahnya lagi monyet itu sudah mati terlilit tali jebakan di sekitar lehernya.

Aku sangat kebingungan dan ketakutan saat mengetahui hal ini. Karena menurut kepercayaan di desaku, monyet gunung ini bukanlah monyet biasa. Tapi seekor hewan sakral yang katanya adalah jelmaan para penunggu gunung ini. Dikatakan bahwa siapapun yang melukai mereka, akan dikutuk dan selalu mendapatkan ketidak beruntungan.

Itu jika melukainya, bagaimana denganku? Yang sudah membunuh salah satu dari mereka? Bagaimana dengan kehidupanku? Bagaimana dengan keluargaku?

———

Saka melihat mata pria yang ada di video bergetar dan suaranya serak seperti menahan ketakutan yang dimilikinya.

“Wah gila, pembawaannya dapet banget ini! Kerasa banget, ini walau engga Aku edit juga pasti tetep banyak penonton yang suka!”

Saka dengan semangat berkomentar di tengah-tengah video itu sedang berlangsung.

———-

Aku yang kebingungan segera mengubur bangkai monyet itu sambil meminta maaf dan terus-menerus berdoa agar selamat dan berdoa kalau semua cerita-cerita tentang monyet ini hanyalah mitos belaka. Aku dengan linglung segera pulang ke rumah setelah selesai mengubur monyet itu.

Entah ini adalah sebuah kebetulan atau memang sebuah kutukan, sejak hari itu rumahku selalu memiliki hawa yang aneh. Aku selalu merasa tidak nyaman jika sedang berada di rumah. Pekerjaanku juga tidak berjalan dengan baik, sudah berbulan-bulan Aku tidak mendapatkan buruan. Kalau begini terus bisa-bisa Aku akan mati kelaparan.

Setelah hampir 4 bulan, Aku pergi mencari dukun untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi denganku. Aku menemui seorang dukun ternama yang tinggal di kampung sebelah untuk menangkal ‘kutukan monyet’ yang sedang menimpaku.

“Ini masalah yang menimpa kamu ini sangat besar. Saya lihat kamu ini udah ngebunuh salah satu anak dari tetua di sana.”

“Terus bagaimana ini Mbah? Aku engga bisa terus-terusan engga dapet buruan, bisa-bisa Aku mati duluan karena engga punya uang.”

“Begini aja, kamu ambil ini dan ikuti semua instruksi yang sudah Saya tulis di kertas ini.”

Dukun itu kemudian memberikan secarik kertas dan bungkusan kain yang berisikan sebuah keris, sesuatu seperti minyak, dan sebuah cairan merah yang aku tidak tahu apa itu Dikertas itu tertulis sebuah instruksi ritual yang sangat aneh.

“Baik Mbah. Akan Aku coba langsung ritualnya nanti malam.”

Setelah itu aku pulang kerumah dan tidur untuk menunggu malam. Aku terbangun saat jam menunjukan 11 malam, karena ritual baru bisa dilakukan saat tengah malam, Aku menunggu sambil mengisi perutku dan menonton di hp milikku. Hp ini adalah salah satu barang paling berharga milikku, yah uang hasil menjual buruan itu tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit. Apalagi aku tinggal sendirian karena sudah pisah dengan orang tua dan belum menikah.

Tak terasa setelah melihat-lihat beberapa postingan di internet, jam menunjukkan tepat 00.00. Aku segera masuk kamar dan bersiap-siap untuk melakukan ritual yang sudah tertulis pada kertas yang diberikan oleh dukun tadi siang.

“Pertama-tama, duduk bersila sambil memegang keris. Kedua, campurkan sedikit darahmu ke dalam minyak dalam botol dan oleskan minyak sambil membacakan mantra yang tertulis sebanyak tiga kali. Ketiga, oleskan cairan yang ada di botol satunya ke keris sambil membaca mantra tiga kali. Ulangi langkah-langkah itu sebanyak tiga kali kemudian pejamkan mata selama satu menit. Jika tidak ada suara apapun maka ritual berhasil, jika terdapat gangguan dalam bentuk apapun maka ritual harus diulang keesokan harinya.”

Aku yang membacanya merasa takut dan berkeringat dingin. Aku dengan hati-hati mengambil keris kemudian sedikit melukai jariku sampai keluar sedikit darah yang diteteskan ke dalam botol minyak. Setelah itu Aku mengikuti semua langkah-langkah yang tertulis.

PRAK!!!

Aku melompat kaget ketika mendengar suara keras dari dapur ketika menunggu sambil memejamkan mata. Aku dengan buru-buru pergi ke dapur dan melihat bahwa semua peralatan masak yang tadinya tergantung rapih sudah berserakan di lantai. Samar-samar Aku mendengar suara.

KikIkikIKiKiiKiKi

Aku tidak terlalu jelas mendengarnya, tapi Aku rasa itu adalah suara tertawa monyet yang terdengar sangat pelan tapi sumbernya terasa tidak jauh. Seketika itu semua bulu kudukku merinding tak karuan. Keringat dingin membasahi punggungku.

Sialnya itu hanyalah awal mula gangguan-gangguan yang Aku alami. Hal baiknya adalah setelah hari itu, Aku mulai mendapatkan hewan buruan lagi.

Keesokan harinya Aku mengulangi ritual itu dengan perasaan takut yang berlebih. Saat menunggu sambil memejamkan mata, Aku tidak mendengar suara apapun. Aku hanya merasakan sedikit menggigil di kulitku, saat membuka mata punggungku sudah basah kuyup dengan keringat dingin. Aku hanya mengira itu karena Aku yang terlalu gugup, jadi malam itu Aku senang sekali karena semuanya sudah selesai.

Tapi tidak! Saat Aku sedang tidur dengan nyenyaknya, Aku bermimpi sangat buruk. Dalam mimpi itu, banyak sekali monyet yang menarik-narik tubuhku sambil mencakar, menggigit, bahkan ada yang mencoba memasukkan kukunya ke mataku. Monyet-monyet itu berteriak-teriak dan tertawa sangat keras seperti menikmatinya.

KIK!!!!! KiKIIIKiKikIIKIkIKi!!!!!!

KIkIkIIkiKIIIKiKIkiIIKIKIkikikIiKIiKiIKiKikkIkikII!!!!!

“AGHHH!!!! AHHHH!!!!! KGGHHH!!!”

Aku menggeliat dan mencoba berontak melepaskan cengkraman mereka sambil berteriak-teriak kesakitan. Puncaknya saat pundakku terasa seperti mau copot dari sendinya, Aku terbangun sambil keringat membasahi tubuhku.

KIKIKkikiKIkikikikIki!!!! KEK!!!

KIKIkiKIkIKiKiKik!!!

Aku masih mendengar suara tertawa monyet-monyet itu saat bangun, secara perlahan suara mereka mengecil dan menghilang. Dengan rasa takut dan sakit disekujur tubuhku, Aku hanya bisa terdiam di atas Kasur.

Ketika melihat tangan dan tubuhku, Aku melihat ada bekas-bekas merah seperti cakaran yang memanjang. Pada malam itu Aku melihat jam terlihat jam masih menunjukkan pukul 3 pagi. Aku tidak bisa tertidur lagi dan begadang sampai cahaya matahari terlihat, setelah itu Aku langsung ambruk dan bangun lagi saat jam 12 siang. Tapi anehnya, saat bangun semua bekas luka dan rasa sakit tadi malam semuanya sudah menghilang dan tidak berbekas.

Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan selama hidupku, setelah itu Aku sama sekali tidak berani mencoba-coba lagi ritual yang disarankan dukun itu. Aku langsung pergi menemui orang tuaku untuk meminta saran. Aku sangat ingat kata-kata yang diucapkan ayahku saat itu.

“…. Jadi bagaimana ini menurut Bapak?”

“Hah…”

Ayahku menghela napas panjang dan berhenti sejenak sambil terlihat sedang memikirkan sesuatu.

“Kalau menurut Bapak, kamu lebih baik pergi menjauh meninggalkan kampung ini. Seharusnya mereka tidak bisa mengganggumu laki, karena menurut kepercayaan kita kan wilayah mereka hanya di gunung itu dan sekitarnya saja. Berdoa saja mereka tidak bisa mengganggumu lagi ketika kamu keluar dari kampung ini. Untuk biaya, bisa kamu jual saja rumah itu untuk sekalian mengadu nasib nanti di kota.”

Mendengarkan saran ayah, Aku segera bersiap-siap untuk meninggalkan gunung dan kampung terkutuk ini. Butuh waktu hamper sebulan untuk menunggu rumahku terjual. Selama waktu itu, Aku terus-terusan mendapat gangguan yang semakin parah setiap harinya. Yang awalnya hanya lewat mimpi saja, mereka mulai bisa mempengaruhiku ketika Aku sedang beraktivitas sehari-hari.

Dengan perasaan bahagia dan penuh harapan Aku meninggalkan kampung itu. Tak lupa juga Aku berpamitan dengan orang tuaku. Mereka bilang akan menjengukku jika memang ada waktu. Aku pindah ke sebuah kota besar yang berjarak hampir setengah hari perjalanan dari kampung itu.

Aku pikir kehidupan akan tenang dan gangguan-gangguan itu semua akan selesai sampai disitu saja.

TAPI TIDAK!!!!!

Aku terus diganggu saat sudah hidup di kota, meskipun gangguan-gangguan itu sangatlah ringan daripada gangguan-gangguan saat Aku masih di kampung. Paling parah sekarang hanya gangguan berupa mimpi buruk dan ada bekas cakaran merah pudar yang tidak terasa sakit, mungkin hanya sedikit gatal.

Bertahun-tahun Aku hidup di kota hingga mendapatkan pekerjaan tetap yang memiliki gaji lumayan sampai Aku bisa menyisakan sedikit uang untuk dikirimkan ke kampung untuk orang tuaku. Meskipun gangguan-gangguan itu tetap ada, tapi tidak terlalu mempengaruhi kehidupan sehari-hariku.

Suatu hari Aku mencoba bercerita kepada teman kerjaku. Mereka menyarankan aku untuk mencoba berkonsultasi kepada psikiater, awalnya Aku merasa tersinggung karena saran mereka. Mereka pikir Aku gila apa?

Tapi setelah Aku pikirkan baik-baik, saran mereka ada benarnya juga. Setelah itu Aku pergi ke psikiater, mereka bilang kalau yang Aku alami adalah gejala trauma berat yang disertai rasa bersalah. Untuk bekas merah yang biasanya ada di tubuhku, mereka bilang kemungkinan besar itu adalah gigitan serangga yang membuat gatal dan secara tidak sadar Aku menggaruknya saat tidur.

Mendengar penjelasan yang masuk akal, Aku mulai mengikuti saran-saran mereka dan masih konsultasi lagi jika ada kendala. Setelah Aku mengikuti saran-saran mereka, mimpi burukku mulai berkurang dan tidurku menjadi lebih nyenyak. Ternyata semuanya sudah berakhir sejak Aku pergi meninggalkan kampung terkutuk itu…..

Atau….

BUKAN!!!?

KIKIkiKIkikiKIKIKiikIk!!!!!!
KKIKIkIikIiKIkIkIkiK!!!!!

———–

Saka sangat terkejut ketika tiba-tiba ‘Andre’ tertawa sambil membuka mulutnya lebar seperti robek. Saka yang hampir jatuh dengan sedikit kesal melihat ‘Andre’ yang masih tertawa di dalam layar.

KIiKIkiKIkIiikIkIkikIkIKIkiKikikiI!!!!!

“Anj* buat kaget aja endingnya. Masih satu menit lagi?”

Saka mengumpat sambil melihat menitan video yang hampir habis. Dengan segera duduk kembali sambil mengagumi editan dari pengirim dan ceritanya yang sangat terdengar nyata bagi Saka.

“Kayaknya ceritanya bohongan sih, tapi seru banget. Editannya juga bagus banget di akhiran, kayak asli.”

‘Andre’ dalam video terus menerus tertawa tanpa henti. Suaranya semakin lama, semakin mengecil dan terdengar menjauh. Tapi senyumannya masih sama lebarnya.

KIKIIKiIkikIkiKIkiKikIKikI!!!!!

KIKIkikiKikIKiKIkIKIkiki!!!!

KIKKIkiKIIkiKiKikIkik!!!!!

KIkIkiiKIkiKiKikKIKIk!!!!!!

KIkIiIIKIKIkKIKiKIKIKiIIK!!!!!

TAP!

KIkIkiIkikikIkIkkIkIki!!!!!

Saka yang melihat layarnya tiba-tiba menjadi hitam dengan bunyi yang lumayan keras. Menjadi bingung, setelah beberapa saat dia mengumpat lagi dan marah-marah sendiri.

“ANJ* BAN* BA* Itu tadi virus ya ANJ* apa kena hack!! AHH!!! BAN* “

Saka yang kesal segera membanting dirinya ke kasur dan berusaha melupakan masalahnya dengan tidur, setelah mengumpat dan berteriak-teriak beberapa saat lagi. Saka mulai tenang dan dia jatuh ke dalam tidur nyenyak.

Mengakhiri salah satu hari biasa milik Saka dan cerita milik ‘Andre’ atau…. Benarkah begitu?…

——————————————–

Hallo ges, gimana nih ceritanya?

Seru ga menurut kalian?

Masih ada pertanyaan atau ada yang mau dikomentari kah?

Yah, mungkin di lain waktu aja yah!

Oke, sekian dari Saya!

ADIOS!

-Yours truly ‘A’

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *